Oleh: Mauliatus Zuhro*
Pondok pesantren adalah salah satu sekolah kemandirian, meskipun tidak semua tapi mayoritas pondok pesantren adalah sekolah kemandirian. Saya menegaskan salah satu, bukan satu-satunya, karena setiap orang bisa belajar kemandirian di tempat yang berbeda.
Tapi kali ini saya mau bercerita tentang pondok pesantren. Di pondok pesantren aktivitas mulai dari bagun tidur sampai tidur lagi. Semua diurus sendiri, tidak ada orang tua ataupun keluarga yang membantu, Mulai dari merapikan tempat tidur, mandi, mencuci baju, peralatan makan, dan menyetrika.
baca juga: Belajar Kepemimpinan dengan Pemilihan ketua Angkatan Sanah Aahiroh kelas XII
Untuk skill bersih-bersih, biasanya membersihkan kamar tidur, mandi dan area umum, sudah terjadwal rutin. Istilahnya di pesantren adalah Ro’an. Ada juga beberapa pesantren yang untuk makan harus memasak sendiri. Ini yang saya sebut sekolah kemandirian. Bukan pondok pesantren yang seperti hotel. Ini pengecualian.
Selain life skills harian yang terasah, di pondok pesantren biasanya ada keterampilan-keterampilan lain yang dipelajari. Diantaranya: menjahit, memasak, interpreneur, memanah, bela diri dan keterampilan-keterampilan lain yang berbeda-beda.
Keterampilan bersosialisasi dan networking juga salah satu keuntungan belajar di pondok pesantren. Karena mereka akan berinteraksi dengan teman yang memiliki latar belakang yang berbeda suku, bahasa, watak, karakter dan kebiasaan. Perbedaan adalah hal yang tak terhindarkan dalam pesantren. Maka mau tidak mau kita harus belajar, yang akhirnya akan menjadi keterampilan khusus.
Hal terpenting dari pesantren adalah menimba ilmu agama, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).”
Dan sebagai alumni, saya bersyukur pernah belajar dipesantren, rasa syukur yang teramat besar kepada kedua orang tua saya yang telah mendidik dan menyekolahkanku di pondok pesantren.
Baca juga: WAKAF PEMBEBASAN LAHAN
*Penulis adalah pengajar di Pesantren Tahfiz Quran Darul Fikri