Diantara sejuknya Lembah Baliem, Pegunungan Tengah Kabupaten Jayawija, Papua hiduplah Suku Dani yang termasyhur. Sejak ratusan tahun lalu Suku Dani dikenal sebagai para petani terampil dalam menggunakan perkakas seperti kapak batu, pisau dari tulang binatang, dan bambu untuk digunakan sebagai tombak.
Keterampilan Suku Dani dalam membuat perkakas juga berakibat pada kekayaan budaya adat mereka. Suku dani memiliki pakaian adat unik bernama Pakaian Adat Holim. Pakaian adat ini digunakan kaum laki-laki Suku Dani sebagai penutup kemaluan serta bagian bawah badan pria. Pakaian ini dibuat dari buah labu air yang sudah tua kemudian dikeringkan.
Pada umumnya, pakaian adat Papua memang tidak menggunakan atasan. Sebagai gantinya, para laki-laki kerap memberi lukisan pada tubuh dengan motif daun atau akar pohon. Namun seiring dengan kemajuan zaman bagian atas tubuh laki-laki dewasa sudah banyak yang menggunakan kain penutup.
Sebagai tambahan Perhiasan di kepala, dibuatlah aksesoris menyerupai mahkota dari bulu-bulu hewan. Bulu burung kasuari yang berwarna putih atau kuning dipilih sebagai bahan favorit masyarakat Suku Dani. Selain bulu burung Kasuari, masyarakat juga kadang menggunakan ilalang sebagai pengganti bulu.
Kecanggihan Suku Dani dalam mengolah bahan dari alam serta keterbukaan mereka dalam menerima kemajuan zaman sangat selaras dengan prinsip pembelajaran di Darul Fikri yang selalu kretaif, inovati dan inklusif.